Perlambatan ekonomi global dan ancaman resesi di beberapa negara masih membayang akibat dampak pandemic Covid-19. Perlambatan ini diakibatkan menurunnya aktifitas bisnis yang disebabkan oleh Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) ataupun lockdown di banyak kota dan negara dunia. PSBB ataupun lockdown pada akhirnya berdampak pada turun hingga terhentinya wisatawan/pebisnis, baik antar kota maupun antar negara. UNWTO memperkirakan penurunan wisatawan/pebisnis secara global sebanyak 30% dibanding tahun lalu atau turun dari 1,4 milyar orang hanya menjadi 1 milyar orang saja. Penurunan ini mengakibatkan kerugian USD 30-50 milyar akibat anjloknya belanja para wisatawan/pebisnis di banyak destinasi dunia. Kunjungan wisman ke Indonesia turun drastis semenjak diberlakukannya penutupan akses Bebas Visa Kunjungan dan pembatalan aturan VOA (Visa on Arrivals) pada awal Maret 2020 lalu. BPS merilis data penurunan kunjungan wisman di semester I/2020 sebesar -59,9% atau hanya sebanyak 3 juta orang, ini tentunya memberikan tekanan atas kinerja usaha pariwisata seperti perhotelan, transportasi darat, penerbangan, tour & travel, otomotif, serta yang terkait dengan perjalanan. Panorama (PANR) termasuk salah satu yang terdampak, hal ini terefleksi pada Paparan Publik yang dilaksanakan pada Jumat (28/8). Dalam Paparan Publik tersebut, Panorama memaparkan adanya penurunan pendapatan sebesar 63,72% dari Rp 1,19 triliun pada 30 Juni 2019 menjadi Rp 432,13 miliar per 30 Juni 2020 sehingga Perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp 94,54 miliar. Hal ini dikarenakan adanya penurunan pendapatan, depresiasi, rugi entitas asosiasi, dan biaya operasional lainnya. Sebagai langkah antisipasi penurunan pendapatan, Perseroan melakukan program efisiensi di semua lini usaha serta menyiapkan aktifitas bisnis dan produk dengan pola adaptasi kebiasaan baru (new normal). Panorama (PANR) siapkan strategi pemulihan melalui PANORAMA SIAP Setelah terdampak selama lebih dari 6 bulan di tahun 2020 ini, Perseroan menyiapkan langkah-langkah strategis, salah satunya adalah untuk memulihkan kepercayaan pasar melalui âPanorama SIAPâ (Sehat, Indah, Aman, Peduli). Program ini merupakan implementasi Protokol Kesehatan di semua lini ekosistem bisnis yang dijalankan perseroan. âPanorama SIAP merupakan sebuah wujud kesiapan kami secara internal kepada karyawan, dan secara eksternal kepada pelanggan dan stakeholder dengan cara dan metode baru yang disesuaikan dengan masa new normal ini. Panorama Siap untuk aktif dalam memulihkan Pariwisata Indonesia agar kembali bersaing di kancah global untuk kemajuan kita semuaâ ujar Budi Tirtawisata, Direktur Utama Perseroan saat acara Paparan Publik dilangsungkan. Panorama pada bulan April lalu ikut menyiapkan kendaraan bus untuk antar jemput tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit-rumah sakit khusus pasien Covid-19. Berbekal pelatihan dan pengalaman dalam melakukan aktifitas dengan protocol kesehatan, saat ini Panorama dan unit-unit usahanya telah paham betul bagaimana melaksanakan protocol kesehatan dengan standar yang diterapkan tanpa mengurangi kenyamanan pelanggan. Beragam pilihan alternative layanan dengan protocol kesehatan telah dibuat dan dipasarkan antara lain: physical distancing bus, private jet chartered, paket liburan domestic ke beragam destinasi zona hijau, staycation package, hybrid meeting package, serta layanan dengan model new normal lainnya. âProtocol kesehatan merupakan mandatory untuk semua product dan ekosistem perseroan, dan kami optimis pariwisata Indonesia dapat segera bangkit jika kita mendorong kedisiplinan dalam pola hidup new normal iniâ tutup Budi.